Powered By Blogger

Rabu, 26 November 2014

Sejarah kelam kembali tercipta di sepakbola Indonesia. Setelah rekor tak pernah kalah selama 21 pertemuan terakhir melawan Filipina hancur lebur kemaren sore. Berturut-turut Phil Younghusband, Manuel Ott, Steuble dan Rob Gier mencabik-cabik gawang kawalan Kurnia Meiga. Melihat fakta tersebut sebenarnya sangat miris karena kita semua masih ingat momen kemenangan terbesar Imdonesia di pentas internasional adalah ketika melawan filipina dengan skor yang tak lazim yaitu 13-1. Memang kita patut menyalahkan Stamina pemain yang bobrok, kita juga pantas menyalahkan Riedl yang salah memainkan skema, kita juga layak menyalahkan PSSI yang tidak bisa menghasilkan kompetisi yang bagus buat para pemain. Namun, alangkah baiknya jika kita introspeksi secara mendalam tentang olahraga tercinta ini. Jika kita ingin menghasilkan Timnas yang kompetitif kita harus meikirkan dengan sangat serius pembinaan usia dini. Memang ada anggapan, kompetisi bagus akan menghasilkan output Timnas yang bagus juga. Tapi, saya sangat tidak setuju dengan anggapan itu. Berkacalah dengan Inggris, Liga nya sangat bagus dan dunia sudah mengakui itu, tapi Prestasi Timnasnya Nol! hal itu karena di Inggris sangat "memuja uang". hampir 70 persen pemain yang merumput di Inggris adalah pemain asing. Bandingkan dengan Italia, Walaupun kini pamor liganya sudah memudar, namun Timnasnya masih sangat kompetitif, itu karena pembinaan pemain muda di Italia sangat bagus dan nereka juga punya rasa nasinalisme yang sangat tinggi dalam menggembangkan sepakbola. PR buat PSSI masih akan sangat banyak.