Powered By Blogger

Rabu, 21 Januari 2015

Menanti Hukuman Mati Untuk Pelaku Korupsi

Akhir-akkhir ini, televisi banyak memberitakan mengenai eksekusi mati terhadap para pengedar narkoba kelas kakap yang dilaksanakan oleh pemerintahan Jokowi. 5 orang warga asing dan seorang pribumi menemui ajal setelah berondongan peluru dari para eksekutor menghujani tubuh mereka. Keseriusan Indonesia terhadap pemberantasan peredaran narkoba patut di apresiasi. selain Narkoba, pelaku terorisme dan pembunuhan berencana juga sudah ada yang dieksekusi mati. dalam suatu kesempatan saat memberikan kuliah umum di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Selasa (9/12), Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa saat ini ada 64 pengedar narkoba terpidana mati yang mengajukan grasi, namun Presiden menegaskan tidak memberi pengampunan bagi pelaku kejahatan narkoba. Presiden Joko Widodo mengatakan Republik Indonesia sudah sampai ke tahap darurat narkoba sehingga ia tidak akan mengabulkan grasi yang diajukan pengedar narkoba. sekarang yang patut di tunggu dari Jokowi adalah hukuman mati terhadap pelaku korupsi. Sudah menjadi rahasia umum jika kasus korupsi di Indonesia sangat merugikan keuangan negara. bayangkan, hampir semua elemen birokrasi di negeri ini sudah terjamah korupsi. Bahkan, kementrian Agama yang seharusnya menjaga moral dan akhlak juga tak luput dari belenggu korupsi. Memang, selama ini kinerja KPK dalam menjebloskan para "bajingan" itu patut diacungi jempiol. Namun, jika sudah di pengadilan, vonis yang diterima para "pejahat intelektual" itu sangat jauh dari harapan. Pemerintahan Jokowi patut meniru Tiongkok yang telah memberikan hukuman mati bagi para koruptor sejak lama. Presiden Zhurongji bahkan pernah berkata "Saya akan menyiapkan meti mati bagi siapa saja yang melakukan korupsi di Negeri ini(Tiongkok), bahkan saya akan menyiapkan peti mati untuk diri saya sendiri jika saya melakukan korupsi". Ketegasan yang seperti itulah yang seharusnya dimiliki oleh Jokowi dan para pembantunya. Jangan hanya melakukan pencitraan sana-sini dan politik bagi-bagi kursi yang terkesan kurang sopan dilakukan.