Powered By Blogger

Jumat, 04 Desember 2015

Drama Sang Petinggi Senayan

Kita tentu masih ingat bagaimana tiba-tiba Setya Novanto dan wakilnya Fadli Zon bisa berada di dalam kampanye bakal calon Presiden AS Donald Trump medio 2-3 bulan lalu. Saya rasa kebanyakan kita juga masih ingat bagaimana tingkah "aneh" pimpinan legislatif kita ini pada sebuah rapat di senayan beliau dan koleganya di "BPH" DPRRI memakai masker yang katanya bertujuan untuk ikut meraskan apa yang dirasakan warga Sumatra dan Kalimantan yang sedang terpapar asap, masalahnya mereka memakai itu di ruang sidang DPRRI yang penuh dengan kesejukan AC. Dan, yang terbaru dan yang paling mengguncang Negeri ini adalah kasus dugaan pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden dalam perbincanganya bersama Presdir Freeport dan seorang Pengusaha yang banyak pihak menganggapnya melanggar kode etik. Kaus ini mencuat ketika menteri ESDM Sudirman Said tiba-tiba mendatangi Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) guna mengadukan pelanggaran kode etik yang dilakukan Ketua DPRRI. Dalam pengaduan itu, Sudirman Said juga turut menyerahkan bukti berupa rekaman pembicaraan antara Setya Novanto, Seorang Pengusaha dan Presdir Freeport. Dalam rekaman suara berdurasi 11 menit itu berisi pertanyaan yang mencengangkan, bahwa Setya Novanto seperti meminta bagian kepada Freeport menyoal perpanjangan kontrak kerja freeport di Indonesia dan menyangkut-pautkan Presiden dan Wapres. Seperti pada umumnya pejabat-pejabat di Indonesia jika terkene suatu kasus, Setya Novanto membantah dengan keras tudingan itu, bahkan dalam ebuah wawancara dengan beberapa media dia merasa seperti di zolimi. Taki hanya Setya NOvanto saja yang tidak terima atas tuduhan itu, dua wakilnya yang sangat setia yaitu Fahri Hamzah dan Fadli Zon juga turut membela ketuanya. Mereka kompak menuding justu tindakan "penyadapan" yang dilakukan Sudirman Said yang melangggar hukum. Dan, mereka juga menambahkan bahwa rekaman yang seharusnya adalah sekitar 120 menit tidak hanya 11 menit. Tak mau ketinggalan, Menteri Kordinator Kemaritiman Rizal Ramli juga seakan menambah pans suasana, beliau mengeluarkan statement yang mengatakan bahwa kasus antara Novanto-Sudirman ini ibarat "drama perang antar gang". Rizal juga menambahkan bahwa kita seharusnya hati-hati terhadap hal-hal seperti ini, bisa jadi kita kejadian ini hanya untuk mengadu domba antara eksekutif dan legislatif di negara kita. Hal senada juga diungkapka oleh mantan ketua MK Mahfud MD. Menanggapi kasus ketuanya, MKD pun tak tinggal diam, mereka segera melaksanakan sidang. Tapi anehnya, sebelum sidang dimulai banyak anggota MKD diganti oleh partainya masing-masing.Dan, sepertinya pergantian ini bisa dibaca untuk "menyelamatkan" Setya Novanto. Sampai sidang kedua pada hari ini pun sidang masih saja membahas soal legal standing si pelapor, barang bukti, hingga saksi. Menurut saya sebagai orang yang awam hukum dan sebagai masyarakat biasa, saya menilai pertemuan antara Ketua DPRRI dan Presdir freeport bersama seoarang pengusaha itu saja sudah melanggar kode etik mesikpun mereka hanya membahas hal pribadi sekalipun, apalagi ini soal keberlangsungan negara bisa bisa bukan pelanggaran kode etik lagi namun bisa mengarah ke palanggaran hukum dan tindak pidana korupsi. Jika ingin masalah cepat selesai sebaiknya Setya Novanto bersikap bijak dengan mengundurkan diri sebagi ketua DPRRI dan juga sekaligus sebagai kader partai Golkar, seperti yang ilakukan Rio Capella baru-baru ini.

Rabu, 28 Oktober 2015

Semoga Hujan Tidak Ikut Menghilangkan "Si Penjahat Hutan"

Asap, seakan menjadi "teman" yang akrab bagi sebagian warga Sumatra dan Kalimantan selama 3 bulan terakhir. Bahkan di beberapa wilayah seperti: Jambi, Palngkaraya, dan Pekanbaru kadar ketebalan asap dan tercemarnya udara akibat pembakaran hutan gambut mencapai titik sangat berbahaya. Saya sebagai orang yang lahir dan besar di Sumatra tentunya sangat merasa sedih dan peihatin atas kejahatan ini. Rusaknya hutan gambut Sumatra dan Kalimantan belakangan ini berbanding lurus dengan semakin luasnya perkebunan sawit baik milik Korporasi maupun perorangan. Lambatnya penanganan dari pemerintah, adanya "El Nino" hingga kebanyakan masyarakat kita yang msih tak sadar lingkungan menjadi sebab bencana kabut asap ini selalu hadir setiap tahun. Korban pun mulai berjatuhan tak kurang jutaan orang terpapar penyakit ISPA bahkan ada beberapa orang yang meningal dunia akibat tidak kuat menghirup asap setiap hari. Dunia pendidikan pun juga menjadi korban, kebanyakan sekolah-sekolah yang berada di provinsi yang terpapar asap harus meliburkan siswanya karena khawatir siswanya akan terkena penyakit ISPA. Dampaknya, anak-anak yang seharusnya belajar untuk mempersiapkan diri menjelang UTS harus ketinggalan pelajaran. Menurut Presiden Joko Widodo, ratusan orang yang terlibat dan terbukti membakar hutan gambut telah diproses di kepolisian masing-masing daerah. Mulai dari korporasi besar, kecil hingga ke perorangan. Namun, pernyatan dari Menteri Kehutanan dan Lingkungan hidup kemarin kepada awak media patut dipertanyakan. Beliau berkata bahwa semua identitas pembakar hutan baik korporasi maupun yang perorangan tidak akan di ekspose ke publik. Hal tersebut justru malah akan menimbulkan anggapan dari banyak pihak bahwa "kebiasaan lama" melepaskan para penjahat hutan masih akan berlanjut. Tentunya Sang Menteri unya penilaian dan pemikiran yang matang mengenai peryataan itu, Nmaun, menurut saya alangkah baiknya nama-nama mereka di share ke publik sampai se detail mungkin agar menimbulkan efek jera dan rasa malu. Tentunya kita semua berdoa agar hujan segera turun membasahi hutan gambut yang terbakar itu dan asap segera hilang. Tapi kita juga patut berdoa, dengan hilangnya kabut aap para pelaku penjahat hutan itu juga "tidak hilang"

Rabu, 21 Oktober 2015

Satu Tahun Jokowi-JK

Tepat 1 tahun Jokowi-JK memimpin kita. selama setahun itu pula saya rasa cukup banyak inovasi yang mereka lakukan dalam memacu peembangunan di Indonesia. Namun, masih panyak PR buat beliau berdua dan para pembantunya di Kabinet Kerja. Hal yang saya rasa masih sangat perlu dilakukan pembenahan adalah keseriusan dalam penegakkan hukum, perbaikan ekonomi, peningkatan kualitas pendidikan,dan yang paling mendesak adalah masalah kabut asap. Dalam masa pemerintahan Jokowi-JK setidaknya ada 3 kasus yang cukup menyedot perhatian yang berkaitan dengan pelanggaran HAM, mulai dari pembakaran masjid di Tolikara, pembantaian aktivis lingkungan Salim Kancil, hingga yang terakhir kasus gereja di Aceh Singkil. Dan itu semua harus segela di selesaikan. Khusus untuk kasus Salim Kancil saya rasa masih ada dalang yang lebih "besar" dari Kades yang sekarang jadi tersangka. Beralih ke ekonomi, selama setahun terakhir tim ekonomi dari Kbinet Kerja selalu mendapat rapor merah dari masyarakat, Yang paling parah tentu saja naiknya nilai tukar rupiah terhadap dollar yang mencapai 15.000 rupiah per 1 dollar. Saya sebagai anak dari petani karet juga merasakan harga getah karet trenya justru terus menurun bahkan sekarang berada di kisaran Rp. 7000 per Kg. Hal tersebut sangat memberatkan kami, mengingat dulu harga getah yang mencapai Rp. 20000 per kg. Untuk masalah pendidikan saya punya optimisme yang tinggi terhadap mentrinya yaitu Anies Baswedan, sampai sejauh ini kebijakan-kebijakanya cukup masuk akal. Namun, dana untuk pendidikan yang mencapai lebih dari 20% dari APBN itu harusnya lebih diperketat lagi. Karena dana itu sangat banyak dan pasti di balik dana yang banyak disitu pasti banyak sekali oknum-oknum yang "bermain" di dalamnya. Dan yang terakhir mengenai kabut asap. Sudah berbulan bulan masyarakat di sebagian Sumatra dan Kalimantan merasakan dampak dari kabut asap bahkan kita juga "membagi: asap itu ke beberapa negara tetangga. Saya rasa masalah klasik ini perlu penanganan yang sangat serius, Joko Widodo sebagai lulusan Fakultas Kehutanan UGM tentunya tau maslah yang dihadapi oleh hutan di Indonesia. Sebenarnya masih ada satu lagi masalah yang menjadi perhatian saya yaitu mengenai sepakbola. Jokowi-JK dan para pembantunya masih punya waktu 4 tahun lagi untuk menyelesaikan itu semua, walaupun dari awal saya bukan pendukung Jokowi-JK saya tetap percaya beliau berdua bisa menyelesaikan maslah-masalah itu semua.

Rabu, 14 Oktober 2015

Kualifikasi EURO 2016 Nan Penuh Kejutan

Pekan terakhir dari Kualifikasi menuju EURO 2016 baru saja usai.Hasilnya bisa dibilang mengejutkan dan beberapa bahkan sangat berada diluar prediksi. Tim-tim kuat dan bahkan mantan Juara seperti Belanda (1988) dan Yunani (2004) bahkan harus angkat kaki lebih awal dan hanya akan menjadi penonton pada saat perhelatan 4 tahunan di Eropa ini digelar tahun depan di Prancis. Saya disini akan menyoroti Belanda, dengan emebel-embel peringkat 3 pada Piala Dunia 2014 lalu tentunya Belanda menjadi salah satu unggulan yang akan melenggang mudah ke Prancis tahun depan. Namun, banyaknya pemain kunci yang cidera seperti Stefan De Vrij, Ron Vlaar, Arjen Robben, Tim Krul, hingga Jasper Cilessen membuat mereka melemah. Ditambah para pemain pengganti yang diharapkan dapat mengisisi pos-pos yang ditinggalkan oleh pemain-pemain tersebut juga sepertinya tidak berjalan sesuai rencana. Mundurnya sang pelatih Guus Hiddink ditengan babak kualifikasi juga menggangu kinerja Belanda. Tetapi, dibalik tersungkurnya Belanda, kita akan mendapatkan "hiburan" baru dari Tim-tim yang selama ini dianggap semenjana justru tampli sangat impresif dan memastikan tiket otomastis ke Prancis. Austria,Islandia, Irlandia Utara, Albania, hingga Romania adalah tim-tim yang mampu melakukan itu. mampu membalikklan prediksi banyak pundit. Dengan komposisi seperti ini rasa-rasanya Euro tahun depan akan sangat menarik, hasil-hasil pertandingan akan sulit ditebak. Meskipun tim-tim tradisional seperti Jerman, Spanyol, Italia, Inggris hingga tuan rumah Prancis masih ada di unggulan teratas untuk juara tetapi tim-tim seperti Kroasia, Belgia, Polandia, hingga Wales patut untuk di beri atensi lebih. Dtanglah lebih cepat Euro!

Kamis, 20 Agustus 2015

Generasi Emas Kroasia Jilid II

Setelah perang dunia 2 terbentuk sebuah negara yang cukup besar dan kuat bernama Yugoslavia. Namun karena adanya perang saudara yang berkecamuk di negara eropa timur itu pada akhir 80an hingga awal 90an maka negara itu pun terpecah menjadi beberapa negara salah satunya bernama Kroasia. Setelah lepas dari Yugoslavia Kroasia langsung menghentak dunia sepakbola dengan menjadi peringkat ketiga Piala Dunia yang digelar di Prancis tahun 1998. Dengan diperkuat legenda seperti Zvonar Boban, Davor Suker, hingga Robert Prosinecki Kroasia berhasil mematahkan prediksi hampir semua puhak. Kini setelah hampir dua dekade, tanda-tanda akan lahirnya "Generasi Emas Kroasia Jilid II" semakin nyata. Tengok saja materi hebat yang mereka miliki dari belakang hingga depan. Pemain-pemain bertalenta seperti Ivan Rakitic, Luka Modric, Mateo Kovacic dan Mario Mandzukic bahkan telah mencicipi manisnya membela klub-klub beasar di Eropa. Bahkan pemain pemain seperti Danijel Subasic, Dejan Lovren, Marcelo Brozovic, Ivan Perisic hingga Alen Halilovic tak bisa dianggap remeh. Ditambah polesan pelatih yang juga mantan kapten mereka Nico Kovak, saya rasa Kroasia bisa membuat ledakan di Euro 2016 dan Piala Dunia 2018 nanti.

Kamis, 25 Juni 2015

Pesepakbola, (masih) Menjadi Profesi yang Tak Menjanjikan di Indonesia

Sepakbola menjadi olahraga yang paling populer di planet bumi. Anggapan tersebut memang benar adanya dilihat dari bagaimana masyarakat dunia menyambut setiap event olahraga ini. Hal tersebut juga berlaku di negara kita Indonesia. Bahkan dulu kita sempat punya hak untuk menepuk dada, lantaran prestasi kita memang patut dibanggakan. Kita pernah masuk ke Piala Dunia 1938, Olimpiade 1958, Peringkat 3 Asian Games dan beragam prestasi lainya. Namun, sayang hal itu terjadi malah disaat perkembangan sepakbola belum segemerlap sekarang ini. Sekarang ini prestasi kita sedang ada di titik nadir. Bayangkan, terakhir kali kita meraih gelar bergengsi adalah ketika Sea Games Manila 1991, kala itu Robby Darwis dkk. berhasil mengalahkan sang rival Malaysia 1-0 lewat gol Ribut Waidi. Sekarang ini presatsi yang kita "banggakan" hanyalah 4 kali runner-up AFF Cup. Dan yang paling menyedihkan lagi adalah nasib para pesepakbola yang berkompetisi di liga indonesia. Bagi mereka yang berlabel bintang dan mungkin menjadi langganan masuk Timnas, mungkin akan bisa punya tabungan lebih. Nah, bagi mereka yang hanya bermain di divisi utama atau bahkan di level lebih bawah lagi ini akan sedikit kerepotan. Gaji rata-rata pemain yang berkiprrah di divisi utama berkisar 5 jutaan per bulan, cukup lumayan memang, tapi itu dengan catatan klub mereka disiplin membayarkan gaji para pemainya. Dalam banyak kasus, banyak klub di Indonesia yang menunggak gaji para pemainya hingga berbulan-bulan, bahkan hal itu juga masih sering ditemui di liga level tertinggi ISL. Kasus meninggalnya pemain asing Diego mendeita menjadi contoh yang paling nyata. Dia meninggal karena tidak ada uang untuk membayar biaya pengobatanya keran gajinya tidak kunjung dilunasi oleh klub yang dibelanya saat itu yaitu Persis Solo. Dan masih banyak lagi kisah-kisah pilu yang terjadi di Indonesia. Namun, walaupun begitu, profesi ini masih menjadi salah satu profesi yang diimpikan oleh anak-anak Indonesia. Profesi sebagi atlet, dalam hal ini sepakbola memang memiliki waktu yang singkat, paling lama pemain akan kuat bermain selama 20 tahun, setelah itu mereka harus menggantung sepatunya dan mengakhiri karirnya. Nah, di saat seperti ini lah kadang menjadi problem, terutama bagi mereka yang tidak berlabel pemain bintang. Mereka akan kesulitan dalam mencari penghidupan yang baru bagi keluarganaya. Profesi yang memungkinkan bagi para mantan pemain sepakbola adalah, menjadi Pundit, Comentator, pelatih, dan agen pemain. Namun, tidak semua pemain memiliki bakat untk melakoni profesi semacam itu, nah disini seharusnya peran PSSI dan Pemerintah dalam hal ini Kemenpora sangat diperlukan. Daloam situasi Indonesia yang sedang kena sanksi FIFA ini, seharusnya dua lembaga itu bersatu bersama dalam membangun sepakbola Indonesia, bukan malah berkonflik sana sini tanpa henti.

Selasa, 16 Juni 2015

Bangkit !

Kita pernah menderita berabad-abad dibawah kekuasaan Belanda Kita juga pernah mencicipi kekejian Jepang yang mengaku saudara Namun, kita bisa bangkit, dan melawan bahkan akhirnya bisa menang dengan jumawa Hingga kita bisa hidup merdeka dari belenggu mereka Namun, perjuangan kita justru semakin sulit Permasalahan yang dihadapi semakin bertambah rumit Kita tak lagi hanya berperang melawan Bangsa-Bangsa lain Lawan terberat kita justru dari Tanah Air kita sendiri Korupsi, dan segala bentuk penyelewengan uang negara sudah membudaya Pendidikan, pertanian, agama, bahkan Sepakbola Semuanya sudah dirasuki oleh para mafia durjana Yang pantasnya menghuni neraka bersama setan dan sekutunya Lalu, masihkah ada harapan untuk kita? Jika ada pertanyaan semacam itu, saya jawab dengan tegas ada!!! Kuncinya ada dalam diri kita wahai pemuda Kita adalah harapan Bangsa Indonesia yang selanjutnya Maka dari itu, jadilah pemuda yang seharusnya pemuda itu seharusnya kuat, tidak lemah Pemuda itu seharusnya cerdas, tidak bodoh Pemuda itu seharusnya cinta terhadap tanah air, bukan malah ikut mengancurkanya "Bangkitlah dengan jiwa yang berseri-seri di dalam kalbu" Bung Karno pernah berkata Dan sudah semestinya kita mengikutinya

Selasa, 09 Juni 2015

Kembalinya Sang Juara

Berlin (6/6/15) akhirnya menjadi saksi kedigdayaan FC Barcelona, setelah anak asuhan Luis Enrique itu berhasil melimat jawara Italia Juventus dengan skor meyakinkan 1-3. Pertandingan baru berjalan belum genap 4 menit, gawang juve yang dijaga kiper gaek Gigi Buffon berhasil dijebol oleh si nomor 4 Ivan Rakitic setelah meneruskan sodoran Andres Iniesta. Setelah gol itu pertandingan menjadi semakin hidup, atmosfer di stadion sangat menegangkan karena bergantian kedua tim saling jual beli serangan ditamnbah sorak sorai dari pendukung kedua kubu yang menambah tensi pertandingan semakin sengit. Namun tangguhnya kedua penjaga gawang dari kedua tim memaksa skor 1-0 tetap bertahan hingga jeda babak pertama. Dibabak kedua Juventus mencoba mengambil inisiatif serangan, mereka beberapa kali berhasil merepotkan penjaga gawang muda barca yaitu Marc-Andre Ter Stegen yang memang tampil brilian malam itu. Disisi lain Barcelona mencoba memanfaatkan kecepatan tridente nya untuk melakukan serangan balik cepat ke jantung pertahanan juve namun masih belum berhasil. Berawal dari kesalahan Jordi Alba yang bolanya berhasil direbut Marchisio, lalu Marchisio memberi umpan backheel yang indah kepada Arturo Vidal yang dilanjutkan dengan cut-back manis vidal untuk tevez, bola yang ditendang Tevez dengan brilian berhasil ditepis oleh Ter Stegen, namun bola muntah berhasil disambar Alvaro Morata yang berdiri bebas dan skor berubah menjadi 1-1. Gol tersebut sempat membangkitkan mental anak-anak Turin, terbukti intensitas serangan mereka meningkat drastis, beberapa kali wonder kid mereka Paul Pogba berhasil mengancam pertahanan Braca. Sampai pad akhirny berawal dari penetrasi Messi di sisi kiri pertahanan Juve, bola di tendang dengan kencang oleh messi dan dengan hebat di tepis oleh Buffon, Namun tak terduga bola muntah itu disambar oleh Luis Suarez dan Barca kembali unggul 2-1!. Seketika angin kembali ke pihak Barcelona. Dan, pada akhir injury time babak kedua Neymar berhasil mempertegas kemenangan Barcelona setelah dengan mudah menceploskan bola hasil sodoran dari pemain pengganti Pedro Rodriguez dan menjadikan skor akhir 3-1 untuk barcelona. Setelah itu pesta pun menjadi milik seluruh fans blaugrana di penjuru dunia. Treble kedua barca sepanjang sejarah dan sekaligus gelar UCL kelima bagi Barcelona.

Kamis, 21 Mei 2015

Gelar La Liga ke-23 FC Barcelona

Minggu 17, Mei 2015 mungkin akan menjadi salah satu tanggal yang akan diingat oleh seluruh Barcelonistas di seluruh dunia. Karena di hari itu club kebanggaan mereka berhasil merengkuh titel ke 23 mereka di la liga primera division. Lebih hebatnya lagi mereka memastikan gelar itu di hadapan publik Vicente Calderon, kandang Atletico Madrid tim yang merebut gelar barca tahun lalu di Camp Nou. Sebenarnya perjalanan Barcelona musim ini tidak bisa dibilang mulus. Tim asuhan Luis Enrique harus beberapa kali tertatih, hal tersebut dikarenakan sistem permainan yang diterapkan oleh Enrique belum dimengerti betul oleh Messi dan kolega. Sempat tampli cukup bagus di awal musim, namun pada el clasico jilid pertama yang mentas di Bernabeu, Los Azulgrana harus kandas oleh Real Madrid dengan skor yang cukup mencolok 3-1. Kekalahan itu membuat mental pemain Barcelona menurun, buktinya setelah itu mereka kalah 1-0 di kandang sendiri oleh tim semenjana Celta Vigo dan hanya bisa menag 2-1 dari tim gurem Almeria. Nmaun, pelan tapi pasti Barcelona mulai bangkit lagi, kemenangan demi kemenagan kembali direngkuh dan mental para pemain pun mulai kembali ke titik awal. Saya mencoba merangkum berbagi faktor yang membuat Barca sukses di La liga Musim ini : 1. Luis Enrique Semenjak di tinggal Pep Guardiola, permainan Barca bisa dibilang limbung,2 pelatih yang menggantikanya yaitu Tito Villanova dan Tata Martino kurang bisa menjawab ekspekstasi publik Catalan yang memang selalu tinggi. Pada akhirnya pada pertengahan tahun 2014 petinggi Barcelona menunjuk Luis Enrique sebagai entrenador Barcelona. Banyak pihak yang meragukan kapasitas Enrique, karena kita semua mengetahui rekam jejaknya tidak terlalu mentereng, setelah di pecat AS Roma pada 2013, ia hanya berkiprah di tim semenjana Spanyol yaitu Celta Vigo. Namun, perlahan namun psti Enrique yang juga merupakan mantan kapten Barcelona ini mampu menjawab keraguan publik dengan prestasi yang gemilang. Pendekatan taktiknya yang tak melulu soal tiki-taka namun cuka peduli pada pertahanan dan efektivitas permainan. Hal itu terbukti dari sedikitnya bola yang berhasil membobol Claudio Bravo musim ini. selain itu strategi rotasinya juga cukup sukses, sehingga dapat menjaga kondisi pemain tetap fit hingga memasuki akhir musim dan bintang-bintang muda juga mulai bersinar seperti Ter Stegen, Rafinha, Munir, dan Sandro. 2. Trio Messi-Neymar-Suarez (MSN) Pada awal musim Barcelona membuat kejutan dengan mendatangkan bintang Liverpool asal Uruguay yang tengah bermaslah yaitu Luis Suarez. menurut beberapa pihak hal tersebut dibilang bodoh, keran Barca mau membeli pemain yang sedenag dalam sangsi 4 bulan oleh FIFA karena tindakanya menggigit bek Italia Giorgio Chiellini di Piala Dunia 2014 dengan harga yang sangat fantastis yaitu 88 Juta Euro. Faktor lain yang membuat banyak pihak meragukan kesuksesan transfer ini adalah Barca sudah punya Messi dan Neymar yang sudah punya ego bintang yang tinggi sehingga ditakutkan nanti mereka bukanya menyatu malah akan berselisih. Salah satu pihak yang meragukan transfer Suarez adalah legenda sekaligus mantan pelatih Barcelona yaitu Joahn Cruiyff. Namun lagi-lagi trio ini justru mampu membuat sejarah sebagai salah satu trio terbaik di dunia, sampai saat ini trio ini telah meceploskan 116 gol dan masih akan bertambah. 3. Revolusi permainan Iniesta dan Moncernya Rakitic Sejak tahun 2009 lini tengah Barcelona sudah identik dengan Xavi Hernandez dan Andres Iniesta. Bahkan 2 pemain jebolan La Masia ini disebut dengan duo XAVIESTA. Namun semakin menuanya kedua pemain ini utamanya Xavi yang sudah menginjak usia 35 tahun, membuat Barca harus teliti berburu pemain yang akan menjadi suksesornya. Sebenarnya dulu barcelona sudah punya Sosok Cesc Fabregas, Namun cara bermain fabregas dianggap tidak cocok dengan sistem permainan yang akan dibangun Enrique sehingga membuatnya dilego ke Chelsea. Akhirnya pancarian akan sosok playmaker pengganti Xavi itu jatuh pada Ivan Rakitic. Mantan kapten Seviilla ini doboyong dengan harga yang lumayan mahal yaitu 25 juta Euro. Pelan-pelan peran Xavi di lini tenagh Barcelona mulai digantikan oleh Rakitic yang berduet dengan Iniesta. yang unik dari Iniesta di musim ini adalah caranya bermain yang suadh tak se eksplosif 2-3 tahun yang lau tapi justru lebih efektif. Di Musim ini Iniesta bermain agak kedalam dan membiarkan Rakitic untuk bebabs maju membantu Trio MSN di depan. Perubahan cara bermain Iniesta ini dirasa cukup wajar mengingat usianya yang sudah 31 tahun mungkin kecepatanya juga sudah tak secepat dulu sehingga perubahan cara bermainya itu bisa dibilang bijaksana. selain itu peran yang tak boleh dilupakan juga ada pada diri Sang Jangkar Sergio Busquets. 4. Pertahanan Solid Selama beberapa tahun terakhir sisi pertahanan dianggap sisi terlemah Barcelona. Sepeninggal Puyol yang pensiun, Barca belum lagi menemukan sosok yang tepat sebagi jendral pertahanan. Namun musim ini keadaanya suungguh berebeda, Permaiinan kuartet pertahanan Barca yang biasanya diisi oleh Alves-Pique-Mascherano-Alba bermain cukup konsisten. Suntikan dari pemain baru yaitu Jeremy Mathieu dan pemain muda Marc Bartra juga bisa memberikan harapan. Bahkan beberapa kali Mathieu memberikan gol-gol yang cukup krusial salah satunya yang tercipta di El Calsico. Selain itu penampilan yang tenag dan cekatan dari Claudio Bravo di bawah mistar juga patut diacungi jempol. Pemain yang dibeli dari Sociedad ini awalnya diproyeksikan untuk menjadi pelapis Marc-Andre Ter Stegen, Namun, Enrique sadar bahwa untuk tampil sempurna di tiap laga ketat di Liga perlu ketenangna dan performa konsisten dan itu semua ada di diri Bravo. Barcelona masih berpeluang meraih treble winner musim ini karen mereak masih punya 2 laga final yaitu final Copa Del Rey melawan Athletic Bilbao dan final Liga Champions melawan Juventus.

Senin, 27 April 2015

"Revolusi" PSSI Jilid Kesekian

Kita tentu masih ingat, konflik dualisme PSSI pada kisaran tahun 2011-2013 silam. Dimana pada saat itu perebutan kursi Ketua Umum PSSI antara dua kubu yah diwakili George Toissutta dan Arifin Panigoro mencuat ke publik. George Toisutta y6ang waktu itu didukung oleh "orang lama" PSSI seperti Niwran Bakrie, Nurdin Halid dkk, berupaya menahan PSSI suapaya tidak jatuh ketangan pihak yang mereka anggap salah yaitu ke kubu Arifin Panigoro. Arifin Panigoro dan koleganya selanjutnya membentuk Liga sepakbola sendiri yang diberi nama LPI=Liga Primer Indonesia guna menyaingi liga yang lebih dulu eksis yang sudah diakui FIFA yaitu ISL. Walaupun pada akhirnya kedua sosok itu tidak menjadi ketua PSSI yang dipilih pada Kongres 2011 Nmaun, Djohar Arifin Husin yangterpilih sebagai orang nomor 1 di PSSI pada kongres tersebut ditengarai berada di pihak arifin panigoro. Hal itu semakin terlihat ketika setelah menjabat, Djohar mengganti operator liga dengan orang-orang yang dulu menjadi penggagas LPI, bahkan tak cuma itu Operator yang menjalankan liga pun diganti yang tadinya liga dijalankan oleh PT. Liga Indonesia lalu diganti dengan PT. Liga Indonesia Sportindo. Hal tersbut bukanya meredakan konflik malah tambah membuat runyam suasana Sepakbola Indonesia. Klub-Klub besar di negeri ini yang kebanyakan telah mengikuti ISL dari operator PT. LI pun merasa sangat keberatan dan meraka sepakat untuk tetap berkompetisi dibawah naungan PT. LI. Hinnga pada tahun 2012 kita bisa dibilang mencetak "rekor dunia" sebagai satu-satunya negara di Bumu yang memiliki 2 Liga sepakbola, 2 Tim Nasional dan juga 2 PSSI karena pada saat yang bersamaan pula klub-klub yang berafiliasi di PT.LI membuat kongres sendiri dan memeilih La Nyala Matalitti sebagi ketua umum PSSI versi mereka. Hal ini tentu sangat berdampak pada prestasi persepakbolaan kita di kancah internasional. Klub-klub yang mewakili negara kita di piala AFC dihajar habis-habisan karena klub2 itu berasal dari LPI yang notabene masih tak punya pengalaman dan materi yang mumpuni untuk level asia. Bukan hanya di level klub, Timnas kita pun hancur lebur. Pembantaian di Manama(Bahrain) menjadi contoh nyata, dimana Timnas kita yang mayoritas hanya diisi "pemain-pemai hijau" dari LPI dihajar 10-0 oleh Bahrain. Konflik itu sebenarnya pernah reda dikala Roy Suryo menjabat sbagai menpora pada tahn 2013. Pak Menpora kala itu sudah berhasil menyatukan dua pihak yang selama ini berseteru dan Liga pun berjalan normal kembali. Namun, di tahun 2015 yang belum berjalan separo ini lagi-lagi PSSI berkonflik. Tapi kali ini PSSI bukan berkonflik secara internal, "musuh" merak kali ini adalah Kemenpora. Kemenpora membekukan kepengurusan PSSI yang baru terbentuk di Kongres Surabaya yang memeilih La Nyala Mataliti sebagai ketua umum yang baru. Dalih Kemenpora membekukan PSSI adalah karena Kemenpora menganggap PSSI tak menghiraukan surat peringatan yang mereka layangkan sebanyak 2 kali terkait kenekatan PSSI tang tetap menjalankan ISL walaupun beberapa klub tidak lolos verivikasi yang dilakukan BOPI (BADAN OLAHRAGA PROFESIAONAL INDONESIA). Disisi lain PSSI juga punya dasar kuat tetap menjalankan ISL, karena PSSI itu langsung berada dibawah FIFA bukan berada dibawah Kemenpora. Dan, pada dasarnya FIFA telah melarang setiap asosiasi nya untuk mendapatkan intervensi dari pemerintah. Hal itu tertuang jelas dalam statuta FIFA. Dampak dari adanya intervensi dari pemerintah adalah asosiasi yang tersebut bisa dikucilkan dari setiap kegiatan sepakbola internasinal, dan itu bisa berlangsung hingga beberapa tahun seperti yang pernah dialami Brunei dan Nigeria. Agar kejadian itu tidak terjadi dan kompetisi yang mengidupi jutaan orang di Indonesia itu teteap berjalan, sebaiknya PSSI dan Kemenpora duduk satu meja dan membicarakan solusi terbaik untuk masalah ini. Sudah sangat lama bangsa ini merindukan prestasi dari olahraga yang sangat kita cintai. Bangsa ini juga sudah sangat penat menyaksikan konflik berkepanjangan yang bukanya menyelesaikan maslah malah justru mematikan prestasi. La Nyala Mataliti, Imam Nachrowi dan kolega, kami mohon hilangkanlah ego pribadi. Pikirkan jutaan bakat-bakat terpebdam di plosok negeri yang menanti untuk digali.

Jumat, 13 Maret 2015

Menanti "Juru Taktik" Baru Timnas Indonesia

Dalam sepuluh tahun terakhir, 11 figur telah menukangi Timnas Senior Indonesia, hal tersebut menunjukan betapa panasnya kursi pelatih di Timnas kita ini. Berbagai nama-nama tenar seperti Peter White, Ivan Kolev, Alfred Riedl hingga pelatih-pelatih lokal seperti Benny Dollo, Rahmad Darmawan pun tak bisa berahan lam adi Timnas. Untuk sebuah Tim Nasional hal tersebut sebenarnya kurang baik, dan hal tersebut menunjukan PSSI memang tidak punya program pembinaan jangka panjang. Terakhir, Timnas ditukangi oleh Alfred Riedl, yang pada awalnya diberi ekspekstasdi sangat tinggi yaitu menjuarai AFF Cup 2014, tapi justru hancur lebur ditangan Filipina. Saat ini pelatih definitif Timnas masih belum terisi. Berbagai nama pun bermunculan, sebut saja Dejan Antonic, Rahmad Darmawan dan beberapa pelatih lain yang berkiprah di ISL. Namun, untuk Thun ini sepertinya PSSI masih akan menggunakan jasa pelatih asing dari Belanda. Hal itu semakin diperkuat dengan ditunjuknya Peter Huistra untuk menempati posisi direktur teknik PSSI yang baru. Kita lihat saja nanti siapa kah yang "berani" menduduki kursi panas itu, yang pasti siapapun pelatihnya jika pembinaan pemain muda tidak diperhatikan secara baik dan benar, maka jangna harap lagu indonesia raya berkumandang di piala dunia, jangankan Piala Dunia, pentas Asia pun rasanya sulit.

Rabu, 21 Januari 2015

Menanti Hukuman Mati Untuk Pelaku Korupsi

Akhir-akkhir ini, televisi banyak memberitakan mengenai eksekusi mati terhadap para pengedar narkoba kelas kakap yang dilaksanakan oleh pemerintahan Jokowi. 5 orang warga asing dan seorang pribumi menemui ajal setelah berondongan peluru dari para eksekutor menghujani tubuh mereka. Keseriusan Indonesia terhadap pemberantasan peredaran narkoba patut di apresiasi. selain Narkoba, pelaku terorisme dan pembunuhan berencana juga sudah ada yang dieksekusi mati. dalam suatu kesempatan saat memberikan kuliah umum di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Selasa (9/12), Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa saat ini ada 64 pengedar narkoba terpidana mati yang mengajukan grasi, namun Presiden menegaskan tidak memberi pengampunan bagi pelaku kejahatan narkoba. Presiden Joko Widodo mengatakan Republik Indonesia sudah sampai ke tahap darurat narkoba sehingga ia tidak akan mengabulkan grasi yang diajukan pengedar narkoba. sekarang yang patut di tunggu dari Jokowi adalah hukuman mati terhadap pelaku korupsi. Sudah menjadi rahasia umum jika kasus korupsi di Indonesia sangat merugikan keuangan negara. bayangkan, hampir semua elemen birokrasi di negeri ini sudah terjamah korupsi. Bahkan, kementrian Agama yang seharusnya menjaga moral dan akhlak juga tak luput dari belenggu korupsi. Memang, selama ini kinerja KPK dalam menjebloskan para "bajingan" itu patut diacungi jempiol. Namun, jika sudah di pengadilan, vonis yang diterima para "pejahat intelektual" itu sangat jauh dari harapan. Pemerintahan Jokowi patut meniru Tiongkok yang telah memberikan hukuman mati bagi para koruptor sejak lama. Presiden Zhurongji bahkan pernah berkata "Saya akan menyiapkan meti mati bagi siapa saja yang melakukan korupsi di Negeri ini(Tiongkok), bahkan saya akan menyiapkan peti mati untuk diri saya sendiri jika saya melakukan korupsi". Ketegasan yang seperti itulah yang seharusnya dimiliki oleh Jokowi dan para pembantunya. Jangan hanya melakukan pencitraan sana-sini dan politik bagi-bagi kursi yang terkesan kurang sopan dilakukan.